Kamis, 14 Oktober 2021

MATERI PHT SOSIOLOGI KELAS XII 2020

PERUBAHAN SOSIAL Tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Maka berlomba-lambalah dalam kebaikan. 1. Pengertian Perubahan Sosial a. Selo Soemardjan Semua perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. b. Kingsley Davis Perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. c. Gillin dan Gillin Suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena difusi dan discovery. d. Mac Iver Perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. e. Samuel Koenig Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia, karena sebab intern dan ekstern. f. William Ogburn Menekankan pada kondisi teknologis, yang mengakibatkan perubahan pada beberapa aspek kehidupan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur kebudayaan material dan non material. g. Parsudi Suparlan Perubahan pada struktur dan pola hubungan sosial yang mencakup sistem status, hubungan keluarga, sistem politik dan kekuasaan maupun penduduk. 2. Ciri-ciri Perubahan Sosial (Soerjono Soekanto) a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga yang lain. c. Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara. d. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan saja atau bidang spiritual saja. 3. Teori-teori Perubahan Sosial a. Teori siklus Berdasarkan teori ini, perubahan dipandang sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Modern Tradisional Primitif b. Teori linier (perkembangan) Para penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Teori perkembangan dibagi dua, yaitu: 1. Teori evolusi (perubahan lambat) Adalah teori yang menyatakan bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional dan maju. Teori evolusi dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Unilinier theories of evolution Berdasarkan teori ini, manusia dan masyarakat mengalami perkembangan melalui tahap-tahap tertentu. 2) Universal theories of evolution Berdasarkan teori ini, perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Teori ini juga menyebutkan bahwa perkembangan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. 3) Multilined theories of evolution Menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. 2. Teori revolusi (perubahan cepat) Teori yang menyatakan bahwa suatu masyarakat berkembang ke arah tertentu. c. Teori modernisasi Memandang bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat melalui modernisasi. Ciri-ciri negara yang berada dalam masa perubahan: 1) Menurunnya angka kematian dan kelahiran. 2) Menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga 3) Terbukanya sistem stratifikasi 4) Peralihan dari struktur feodal ke birokrasi 5) Menurunnya pengaruh agama 6) Beralihnya fungsi pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem pendidikan formal. 7) Munculnya kebudayaan massa. 8) Munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi. d. Teori ketergantungan Memandang bahwa negara dunia ketiga mempunyai ketergantungan secara ekonomi terhadap negara-negara industri di mana negara-negara tersebut membutuhkan pinjaman dan investasi dari negara industri e. Teori sistem dunia Beranggapan bahwa perekonomian kapitalis dunia terdiri dari 3 jenjang, yaitu: 1) Negara Inti (AS, Inggris, Jepang) Negara yang menduduki posisi penting di dunia, mengontrol perkembangan ekonomi dunia, dan menyebarkan teknologi. 2) Negara Semi Periphery (Brasil, Korea Selatan) Negara yang sering menyalurkan tenaga kerja terlatih yang murah. 3) Negara Periphery (Asia, Afrika) Negara yang menyalurkan bahan mentah, makanan, dan produk lain yang diproduksi tanpa teknologi canggih dan tenaga kerja berpendidikan. 4. Bentuk Perubahan Sosial a. Bentuk perubahan secala lambat dan cepat 1) Evolusi Perubahan membutuhkan waktu lama sehingga terdapat suatu rangkaian perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat 2) Revolusi Perkembangan masyarakat menuju perubahan yang cepat yang mengarah pada sendi utama dalam kehidupan masyarakat. Syarat-syarat revolusi : a) Ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan. b) Adanya pemimpin. c) Pemimpin harus mampu menampung keinginan masyarakat. d) Pemimpin harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. e) Adanya momentum yang tepat untuk revolusi. b. Bentuk perubahan yang pengaruhnya kecil dan besar 1) Perubahan yang pengaruhnya kecil Adalah perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh tidak berarti bagi masyarakat. 2) Perubahan yang pengaruhnya besar Perubahan yang berdampak dan berpengaruh besar pada masyarakat, khususnya lembaga kemasyarakatan. c. Bentuk perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan 1) Perubahan yang direncanakan Perubahan yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak yang menghendaki perubahan dinamakan “Agent of Change”. Cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan terlebih dahulu direncanakan disebut “Social Planning”. 2) Perubahan yang tidak direncanakan Perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan manusia atau masyarakat serta dapat menimbulkan masalah sosial yang tidak diharapkan. d. Bentuk perubahan sebagai suatu kemajuan dan kemunduran 1) Perubahan yang membawa kemajuan (Progress), adalah perubahan yang membawa kemajuan bagi masyarakat itu sendiri. Contoh, adanya traktor, listrik masuk desa dan lain-lain 2) Perubahan yang membawa kemunduran (Regress), adalah perubhan yang membawa kemunduruan bagi masyarakat itu sendiri. Contoh, adanya taktor mengakibatkan tingkat solidaritas berkurang. 5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Menurut Soerjono Soekanto : 1) Faktor Internal - Bertambah atau berkurangnya penduduk - Penemuan baru.Discovery---Invention---Inovation - Pertentangan / konflik dalam masyarakat - Pemberontakan dan revolusi dalam masyarakat - Reformasi. Perubahan dilakukan untuk mengembalikan susunan atau aturan-aturan kehidupan masyarakat 2) Faktor Eksternal - Sebab yang berasal dari lingkungan atau fisik di sekitar manusia - Peperangan - Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Dalam pengaruh budaya (proses difusi) akan terjadi : a) Pengaruh timbal-balik b) Pengaruh sepihak dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa c) Demonstration effect / akulturasi (suka rela) d) Cultural animosity (taraf sama) e) Imitasi (salah satu tarafnya lebih tinggi) 6. Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial 1) Faktor pendorong a) Kontak dengan budaya lain b) · Difusi Difusi intra masyarakat Difusi antar masyarakat · Difusi dapat berlangsung melalui : - Penetration pacifique (damai) - Penetration violence (kekerasan) - Simbiotik (saling menguntungkan) - Imitasi (peniruan) c) Sistem pendidikan formal yang maju d) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju e) Sistem stratifikasi terbuka f) Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang g) Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu h) Penduduk yang heterogen i) Orientasi ke masa depan j) Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya 2) Faktor penghambat a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain b) Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat c) Sikap masyarakat yang sangat tradisional d) Adanya vested interest e) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan f) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis g) Adanya adat/kebiasaan yang sulit diubah h) Prasangka (prejudice) terhadap hal baru i) Adanya nilai yang menganggap bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki. 7. Saluran Perubahan Sosial (chanel of change) 1) Organisasi keagamaan 2) Pemerintah 3) Organisasi pendidikan 4) Organisasi ekonomi 5) Keluarga 6) Rekreasi 8. Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan a) Adjustment (jika ketidakseimbangan dapat dipulihkan kembali setelah terjadinya perubahan) b) Maladjustment (jika ketidakseimbangan tidak dapat dipulihkan kembali setelah terjadinya perubahan) Penyesuaian adjustment Ketidaksesuaian maladjustment Anomie c) Anomie : keadaan dimana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan buruk. d) Disorganisasi/disintegrasi Kondisi tidak ada keserasian pada setiap bagian tatanan kehidupan bermasyarakat. e) Reorganisasi/reintegrasi Kondisi pembentukan norma dan nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.

MATERI PHT SOSIOLOGI KELAS XI 2021

KELOMPOK SOSIAL Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri untuk memiliki kebutuhannya, manusia membutuhkan orang lain. Hal ini mendorong manusia membentuk kelompok dengan manusia lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa melihat salah satu contoh yaitu ketika kita membutuhkan makan nasi, maka sesuap nasi yang sampai pada kita jelas melalui proses yang panjang dengan melibatkan banyak orang. 1. Pengertian Kelompok Sosial a. Soerjono Soekanto Himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya interaksi diantara mereka. b. Hendro Puspito Suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama. c. Harton dan Hunt Kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan ciri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya. Syarat-syarat kelompok social menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia bagian dari kelompok tersebut. b. Adanya interaksi antar anggota. c. Adanya faktor pengikat seperti kesamaan ideologi, kepentingan dan nasib. d. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku. e. Bersistem dan berproses. 2. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial a. Faktor darah dan keturunan yang sama (commom ancestry) Contoh : Keturunan Arab b. Faktor kepentingan yang sama (commom interest) Contoh : Kelompok seniman c. Faktor daerah asal yang sama Contoh : KMJB (Keluarga Mahasiswa Jawa Barat) d. Faktor geografis Contoh : Kelompok nelayan, kelompok tani 3. Klasifikasi Kelompok Sosial a. Klasifikasi berdasarkan cara terbentuknya 1) Kelompok semu (khalayak ramai/umum) Ciri-ciri kelompok semu : a) Tidak direncanakan, terjadi dengan tidak disengaja, sangat mendadak atau secara spontan. b) Tidak terorganisir dalam suatu wadah tertentu. c) Tidak ada kesadaran berkelompok d) Tidak ada interaksi e) Kehadirannya tidak konstan Kelompok semu dapat dibedakan menjadi : a) Kerumunan (crowd) (1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial (a) Formal audience (khalayak penonton/pendengar resmi) Contoh : penonton bioskop, dan jamaah pada suatu khotbah. (b) Planned expressive group Persamaan tujuan terlihat dalam kegiatan kerumunan serta kepuasan yang dihasilkan. Contoh : orang-orang yang berdansa, berpesta dan berrekreasi. (2) Kerumunan yang bersifat sementara (a) Inconvenient aggregation Kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Contoh : orang-orang yang antri karcis (b) Panic crowds Contoh : orang yng secara bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. (c) Spectator crowds (kerumunan penonton) (3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds) (a) Acting lawless crowds (kerumunan yang bertindak emosional) (b) Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral) Contoh : orang-orang yang mabuk 2) Publik Publik terbentuk karena ada perhatian yang disampaikan oleh alat-alat komunikasi 3) Massa a) Bersifat anonim dan heterogen b) Adanya sikap kurang kritis dan mudah percaya pada pihak lain c) Sangat mudah tersinggung, terkadang berlebihan 4) Kelompok nyata Bentuk-bentuk kelompok nyata adalah : a) Kelompok statistik Terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli statistic atau sosiolog untuk kepentingan penelitian. b) Kelompok kemasyarakatan Contoh: IDI c) Kelompok social Terbentuk karena adanya unsur yang sama, seperti tempat tinggal dan kedudukan yang sama. d) Kelompok asosiasi Kelompok yang terorgnisir dan memiliki struktur formal atau kepengurusan seperti ketua, staf dan pembantunya. b. Klasifikasi berdasarkan erat longgarnya ikatan antar anggota Ferdinan Tonnies : 1) Gemeinschaft; 2) Gesselschaft Prof. Djojodigoeno : 2) Paguyuban; 2) Patembayan 1) Gemeinschaft (Paguyuban) Kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. (a) Gemeinschaft by blood (b) Gemeinschaft of place (c) Gemeinschaft of mind 2) Gesselschaft (Patembayan) Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan berlaku dalam waktu yang singkat (kontraktual), berbentuk perkumpulan organisasi formal, badan usaha. b. Klasifikasi berdasar kualitas hubungan antar anggota 1) Kelompok primer Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling mengenal dan bersifat informal 2) Kelompok sekunder Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal, dan didasarkan pada asas manfaat. c. Klasifikasi berdasar pencapaian tujuan 1) Kelompok formal Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. 2) Kelompok informal Merupakan kelompok sosial yang tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. d. Klasifikasi menurut Merton 1) Membership group Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. 2) Reference group Adalah kelompok sosial yang menjadi acuan dalam berperilaku maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut. e. Klasifikasi berdasar sudut pandang individu 1) In group (kelompok sendiri) Adalah kelompok sosial yang menjadi tempat bagi individu anggotanya mengidentifikasi dirinya. 2) Out group (kelompok luar) Adalah kelompok yang menjadi lawan in group f. Kelompok dalam masyarakat heterogen 1) Kelompok okupasional Yaitu orang-orang yang melakukan pekerjaan ejenis 2) Kelompok volunter Meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapat perhatian masyarakat. g. Klasifikasi berdasar kesatuan tempat 1) Masyarakat setempat (community) Menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku maupun bangsa. 2) Masyarakat pedesaan (rural community) (a) Hubungan antar warga lebih erat dan medalam (b)Secara umum hidup dari sektor pertanian (subsistence farming) (c) Sistem pembagian kerja berdasarkan usia, kemamuan fisik dan jenis kelamin. (d)Golongan tua memiliki peranan penting. (e) Pengendalin sosial sangat kuat (f) Hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung secara tidak resmi. 3) Masyarakat perkotaan (urban community) (a) Kehidupan keagamaan berkurang (b) Orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri. (c) Pembagian kerja tegas. (d) Kemungkinan mendapatkan kerja lebih baik. (e) Jalan pikiran rasional. (f) Pentingnya waktu. (g) Perubahan sosial tampak nyata di perkotaan. 4) Kelompok solideritas. Berdasarkan interaksi antar anggota dibedakan menjadi: (a) Mekanis (tradisional), dapat melakukan semua jenis pekerjaan yang dibutuhkan. (b) Organis (modern), spesialisasi pekerjaan.

MATERI PHT SOSIOLOGI KELAS X IPS

Pengertian Sosiologi Istilah Sosiologi menurut Auguste Comte berasal daribahasa Yunani (latin). Sosiologi berasal dari kata socius yangartinya teman atau sesama dan logos berarti cerita. Jadi menurut arti katanya sosiologi berarti cerita tentang teman atau kawan (masyarakat). Sebagai ilmu, sosiologi merupakan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain. Berikut ini beberapa definisi tentang sosiologi. 1. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar-manusia dalam kelompok-kelompok. 2. Pitirim A. Sorokin, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral) b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (gejala geografis, biologis). 3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. 4. Paul B. Horton, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. 5. Soerjono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. Dari beberapa uraian para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata hubungan dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional empiris, bersifat umum dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain yang ingin mengetahuinya. Sosiologi adalah ilmu yang khusus mengkaji masyarakat. Para sosiolog berperan memberikan gambaran realitas sosial yang dikaji secara ilmiah dengan metode-metode tertentu guna mendapatkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu akan dimanfaatkan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Adapun yang dimaksud dengan ilmu sosial ialah keseluruhan disiplin ilmu yang berhubungan dengan manusia, yang di dalamnya terdapat unsur dalam membentuk kehidupan masyarakat dan budaya. Sejarah Perkembangan Sosiologi Tahukah kamu, kapan, di mana dan bagaimana sosiologi lahir dan berkembang? Dan siapakah tokoh-tokoh sosiologi yang berpengaruh saat itu? Lahirnya sosiologi berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (Inggris) dan Revolusi Sosial (Prancis). Adanya revolusi tersebut berdampak pada keharmonisan dalam hubungan antarwarga masyarakat. Terjadi kekacauan dan kesenjangan sosial di antara rakyatnya. Situasi ini mendorong seorang ahli filsafat Prancis, Aguste Comte membuat suatu karya yang luar biasa. Dalam karyanya yang berjudul Course of Positive Phylosophy (1844), Comte menyebut kajian tentang kehidupan sosial manusia dengan istilah sosiologi. Oleh karenanya, Auguste Comte mendapat julukan sebagai Bapak Sosiologi Modern. Namun, selain Aguste Comte terdapat beberapa ahli yang berusaha mengkaji hubungan antarmanusia seperti Karl Marx, Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber. Abad 20 sosiologi berkembang pesat di Amerika Serikat. Pada masa ini di Amerika Serikat tumbuh kota-kota besar, industri-industri besar dan gelombang migrasi besar-besaran. Akibat dari pertumbuhan perkotaan ini menimbulkan gejolak dan perubahan sosial yang besar dan kompleks. Kondisi demikian menjadi kajian para ahli sosiologi untuk menemukan pendekatan baru, sehingga melahirkan sosiologi modern. Secara garis besar perkembangan Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dapat diuraikan secara kronologis dalam empat fase atau empat periode, yaitu: 1. Tingkatan pertama ini dimulai sejak zaman keemasan sampai dengan abad pertengahan 2. Masa ini dimulai sekitar abad ke 16 sampai abad ke 17, saat individualisme berkembang di Eropa 3. Masa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat yang berdiri sendiri, tetapi menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan lain. Masa ini merupakan kelanjutan dan perluasan pandangan sosial psikologis realistis abad ke-18. 4. Masa sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, memiliki sasaran dan metode yang khusus yang mencerminkan sebuah ilmu pengetahuan yang mandiri, yaitu abad ke 19. Karakteristik Sosiologi Sebagai ilmu pengetahuan, Sosiologi tentunya mempunyai karakteristik sebagai ilmu. Adapun karakteristik Sosiologi adalah: 1. Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan. 2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris, artinya Sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi (das sein) dan bukan apa yang seharusnya terjadi (das sollen). 3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, karena bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai. 4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat. 5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan perihal sifat, hakikat, isi dan struktur masyarakat manusia. 6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang dipergunakannya. 7. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya Sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris Hakikat dan Ciri-Ciri Sosiologi Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut. 1. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat berdasarkan fakta serta hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga). Data sosiologi diambil berdasarkan hasil observasi di masyarakat, karena objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Dengan demikian untuk mendapatkan data dari masyarakat diperlukan pengamatan langsung di masyarakat. Contoh, sosiolog melakukan penelitian tentang tingkat pendidikan anak jalanan, maka siswa tersebut mengambil data dengan melakukan observasi terhadap anak jalanan. 2. Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. 3. Kumulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. Masyarakat senantiasa berkembang, demikian juga dengan masalah yang ada dalam masyarakat pun akan berkembang pula. Sebagai suatu ilmu dalam mengkaji sebuah permasalahan di masyarakat, sosiologi akan menggunakan teori-teori yang sudah ada sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman tentang dasar permasalahan dan kemudian akan melahirkan teori yang baru untuk memperkuat dan memperluas teori yang sudah ada. 4. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam. Contoh ketika mengkaji fenomena prostitusi, sosiologi tidak melihat baik atau buruk masalah tersebut, tetapi bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam. Cabang Ilmu Sosiologi Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat memiliki beberapa cabang yang disesuaikan dengan bidang keilmuannya. Beberapa cabang ilmu sosiologi adalah sebagai berikut: No Cabang Sosiologi Deskripsi 1 Sosiologi Agama mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku beragama. 2 Sosiologi Politik mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku berpolitik. 3 Sosiologi Pendidikan mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku pendidikan 4 Sosiologi Ekonomi mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku ekonomi 5 Sosiologi Hukum mempelajari kaitan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan hukum 6 Sosiologi Industri menekankan pada perkembangan industri seiring dengan perkembangan masyarakat 7 Sosiologi Pembangunan mengkaji masyarakat dan segala pola aktivitasnya di dalam pembangunan 8 Sosioologi Pedesaan mempelajari masyarakat pedesaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai lingkungan tempat tinggalnya. 9 Sosiologi Perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai lingkungan tempat tinggalnya 10 Sosiologi Kesehatan mengkaji cara penerapan berbagai teori sosiologi dalam menganalisis masalah yang berhubungan dengan kesehatan Selain cabang kelilmuan yang disebutkan tersebut, masih banyak cabang-cabang ilmu sosiologi yang lain, kalian bisa mencari sumber lain di internet.

Kamis, 09 September 2021

MATERI SOSIOLOGI KELAS XII GASAL 2021/2022 PERUBAHAN SOSIAL (PENGERTIAN dan TEORI)

Pengertian Perubahan Sosial Budaya Selo Soemardjan Perubahan sosial sebagai perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat John Lewis Gillin dan John Philiph Gillin Perubahan sosial dianggap sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk, kebudayaan materiil, ideologi, maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat Kinsley Davis Perubahan sosial adalah proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, adanya perubahan dalam hubungan antyara buruh dengan majikan W. Ogburn Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial Berdasarkan definisi perubahan sosial yang telah diuraikan oleh beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan perubahan sosial adalah suatu proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Unsur-unsur yang mengalami perubahan dalam masyarakat, biasanya mengenai nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, stratifikasi sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, teknologi, dan sebagainya. Teori Perubahan Sosial Budaya Teori Evolusi Teori ini memandang perkembangan masyarakat berjalan perlahan-lahan. Menurut Soerjono Soekanto, teori evolusi dibedakan menjadi: 1. Unilinear theories of evolution Menyatakan bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan sesuaidengan tahapan-tahapan tertentu, bermula dari bentuk sederhana kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. 2. Universal theories of evolution Menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu, yakni masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok heterogen baik sifat maupun susunannya. Dengan kata lain bahwa gejala umum yang sama akan terjadi pada semua bentuk masyarakat. 3. Multilined theories of evolution Teori ini didasarkan pada penelitian-penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Perubahan yang multilinier menunjukkan adanya kesejajaran dalam perubahan sosial yang terjadi pada lembaga sosial, seperti perubahan sistem mencari nafkah dari ekstraktif ke eksploitatif, dari cara berburu menjadi bercocok tanam. Salah satu pendukung teori evolusi adalah Auguste Comte tentang teori perkembangan akal budi manusia yang memiliki tahapan: 1. Teologi Tahap ini merupakan tahapan paling awal dari perkembangan akal budi manusia, manusia berusaha menerangkan fakta kejadian dalam kaitannya dengan teka-teki alam yang dianggap berupa misteri. Manusia tidak menghayati dirinya sebagai makhluk rasional yang posisinya di dalam alam berada di atas makhluk-makhluk lain, sebaliknya manusia menganggap dirinya sebagai bagian dari alam yang selalu diliputi oleh rahasia yang terpecahkan oleh pikirannya yang sederhana. 2. Metafisik Tahap ini mulai melakukan perombakan atas cara berfikir lama, semua gejala dan kejadian tidak lagi diterangkan dalam hubungannya dengan kekuatan yang bersifat supranatural dan rohani. Manusia pada tahap ini berusaha keras untuk mencari hakikat atau esensi dari segala sesuatu. Mereka tidak puas hanya dengan mencari pengertian umum, tanpa dilandasi oleh pemikiran dan argumentasi logis. 3. Positif Pada tahap positif, gejala dan kejadian alam dimengerti berdasarkan pada observasi, eksperimen dan komparasi yang ketat dan teliti. Gejala dan kejadian alam harus dibersihkan dari muatan teologis dan metafisis. Akal mencoba mengobservasi gejala dan kejadian secara empiris, tahap positif manusia mengakui manfaat dari ilmu pengetahuan. Teori Siklus Teori siklus menyatakan bahwa perubahan sosial ini bagaikan roda yang sedang berputar, artinya perubahan zamam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Bagaimanapun seseorang berusaha untuk mencegah terjadinya perubahan sosial mereka tidak akan mampu, karena perubahan sosial sudah seperti sifat alami yang dimiliki setiap lingkungan masyarakat. Teori ini beranggapan bahwa perubahan sosial bisa saja terulang kembali. Teori Konflik Demonstrasi merupakan konflik yang akan memicu terjadinya perubahan sosial Karl Marx berpendapat bahwa perubahan sosial tercipta akibat adanya pertentangan antar kelas atau konflik. Marx melihat konflik antara 2 kelas sosial, yaitu kaum borjuis dan kaum proletar. Dimana kaum borjuis adalah orang yang kaya dan punya uang sedangkan kaum proletar adalah para buruh, baik buruh pabrik, buruh, bangunan, buruh kantoran, juga buruh lainnya. Karena terjadi ketimpangan dan perbedaan kepentingan dimana kaum borjuis berorientasi kepada keuntungan yang sebesar-besarnya, maka mereka menekan upah buruh yang bekerja kepada mereka. Hal ini menyebabkan para buruh yang berharap akan penghasilan lebih baik untuk menaikkan taraf hidupnya tidak tercapai. Maka dari itu terjadilah sebuah konflik yang menghasilkan aturan-aturan untuk buruh sehingga tidak di eksploitasi oleh kaum borjuis. C. Rangkuman Perubahan sosial adalah suatu proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Unsur-unsur yang mengalami perubahan dalam masyarakat, biasanya mengenai nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, stratifikasi sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti Pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, teknologi, dan sebagainya. Teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat untuk waktu yang lama di dalam sistem masyarakat. Perubahan sosial dalam teori evolusi jarang menimbulkan konflik karena perubahannya berlangsung lambat dan cenderung tidak disadari. Menurut Soerjono Soekanto terdapat tiga teori utama dalam evolusi Teori siklus menyatakan bahwa perubahan sosial ini bagaikan roda yang sedang berputar, artinya perubahan zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Sedangkan, teori konfik memandang bahwa perubahan sosial tercipta akibat adanya pertentangan antar kelas atau konflik.